Minggu, 09 Desember 2012

Problematika Pembelajaran Dan Pengajaran Pendidikan Bahasa Arab


Abstrak

Bahasa arab adalah bahasa yang digunakan untuk memahami agama islam lebih mendalam melalui dua sumber agama islam yaitu Quran dan Hadis. Ada kalanya seorang guru bahkan sering kali melupakan tujuan praktis pembelajaran bahasa arab. Tujuan praktis bahasa arab dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu bahasa arab sebagai tujuan utama dan bahasa arab sebagai alat membaca dan memahami teks-teks arab, baik Quran, kitab kuning, Hadis, dll.
Problematika pengajaran bahasa arab berawal dari apa tujuan praktis pembelajaran tersebut, yang kemudian akan menentukan bagaimana model pembelajaran yang akan digunakan. Maka kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi problematika pengajaran akan dibagi dalam dua kriteria yaitu linguistik dan non linguistik.
Dengan demikian haruslah ada solusi yang menetralisir problematika pengajaran baik dari pihak siswa maupun pihak guru. Dalam hal ini guru sebagai murid psikologis, sosiologis, dll bagi murid yang menjadi aktor penetralisir problem. Maka guru harus peka dan memahami berbagai teori kependidikan secara komprehensif dan holistis tentunya.
Kata kunci: problematika, faktor, solusi






Bab I
Pendahuluan

  1. Latar Belakang
Pengajaran bahasa tidak dapat dipisahkan dari linguistik. Tidak mungkin teori pengajaran bahasa mengabaikan apa yang disampaikan linguistik mengenai bahasa. Pemahaman bahasa sangat tergantung pada pengalaman belajarnya mengenai bahasa (Prof. Dr. Aziz Fachrurrazi, M.A. dan ErtaMahyudin, Lc., S.S., M.P.d.I, 2010). Culture (budaya) di Indonesia dalam kancah intelektual cenderung membaca segala hal dengan culture (budaya) regional sendiri, sehingga banyak menuai problematika terutama penghilangan makna dari kultur aslinya.
Bahasa arab adalah bahasa asing yang di dalamnya memiliki kultur yang berbeda dengan bahasa Indonesia, resiko kesenjangan makna simbol sangat dekat. Para post-modernisme sepakat bahwa suatu kultur tidak dapat dibaca dengan kultur lain. Maka dalam pembelajaran bahasa arab harus memahami kultur ahl al lughoh (pemilik bahasa) yakni bangsa arab. Ditopang ilmu pendidikan yang menyangkut regulasi transferisasi ilmu, yang berpegang pada landasan filosofis Pancasila, maka disain kurikulum, sarana dan model pembelajaran yang approriate (sesuai) sangat menentukan kesuksesan pembelajaran peserta didik. Ilmu kependidikan dan ke bahasa araban harus balance (seimbang), keduanya harus holistis dan komprehensif. Dan makalah ini kami usahakan disusun secara sekomperhensif mungkin dan seholistik mungkin.
Adalah wajar bila dalam perjalanan pembelajaran bahasa arab dapat ditemukannya problematika yang signifikan. pasalnya kalimat “bahasa arab adalah bahasa yang sulit” telah diinput otak masyarakat Indonesia kebanyakan, sehingga pembentukan pola pikir yang cenderung menjauhi bahasa arab bahkan menjadikannya sebagai momok yang menakutkan. Maka faktor yang mempengaruhi problematika pengajaran bahasa arab adalah bersifat linguistics (ilmu kebahasaan) dan non-linguistics (selain ilmu kebahasaan) secara garis besar.

  1. Pokok Masalah
  • Apa makna problematika?
  • Apa faktor problematika dalam pengajaran bahasa arab di kelas?
  • Apa pencegah problematika pembelajaran bahasa arab di kelas?






Bab II
Makna Problematika

Problematika dapat dijajarkan dengan suatu permasalahkan yang belum diselesakan. Dalam problematika tidak dapat dihilangkan apa yang namanya causa (sebab) timbulnya problem tersebut dan setiap problem akan berbeda dalam penangan. Dalam hidup di dunia tidak akan bisa lepas dari hukum kausalitas yang dikenal dengan sunatullah. hubungan dengan problematika pembelajaran bahasa arab, komprehensif dalam menganalisis faktor-faktor yang melatar belakangi suatu permasalahan akan mudah menetralisir problem yang datang.
Pemahaman teoritis pendidikan dan bahasa arab yang utuh maka dengan mudah menetralisir problematika. Tetapi tidak hanya teori mengingat teori tidak selamanya sesuai dengan fakta, maka metode sains harus dipahami mengingat pendidikan adalah bagian dari sains (Ali, Mohammad, 2010).





Bab III
Problematik Pengajaran Bahasa Arab

  1. Faktor Pembelajaran Bahasa Arab
Problematika pengajaran bahasa arab dapat dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu problematika secara linguistik dan non-linguistik. Problematik secara linguistik berkutat pada fonetik, sintaksis, makna.
Fonetik yang dimaksud adalah suara. Terutama suara yang tidak ada padanannya di dalam bahasa indonesia, seperti bunyi madd, tasydid, inotasi dll. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran bahasa arab, guru dituntut memahami kultur arab, agar dapat menjelaskan kepada peserta didik dengan tepat. Dalam hal ini guru harus sering melatih peserta didik melafalkan huruf arab, agar dapat sesuai dengan makhroj dan sifat-sifat hurufnya.
Intonasi Arab dan Indonesia sangat berbeda mengingat etnogeografis yang berbeda. Ini menentukan kultur dan peradaban yang berbeda pula. Kecenderungan akademisi Indonesia pada umumnya adalah enggan untuk mengkaji sesuatu secara komprehensif sehingga sering mengalami dekadensi. Hal ini adalah faktor utama problematika pengajaran bahasa arab.
Qowaid bahasa arab adalah metodologi analisis bahasa dapat dikatakan sintaksis dan morfologi bahasa arab. Karakter timur adalah menetralisasi ilmu dengan memisahkan antar satu dan lainnya. Namun secara praktis tetap tersistemikkan karena itu adalah organ yang tidak terpisahkan. Ini berbeda dengan sintaksis bahasa indonesia. Yang cenderung simpelistif dalam segala hal. Maka sintaksis bahasa arab terkesan lebih sulit dan karena kode hurufnya pun berbeda sehingga terkesan sulit.
Guru sangat berperan penting dalam pembelajaran, karena sebagai fasilitator transferisasi ilmu pengetahuan. Maka pemahaman guru tentang teoritis dan ke-lihaiannya dalam praktisi, sangat menentukan hasil belajar peserta didik. Maka dalam menemukan makna sering kali tidak sesuai dengan retorika Arab.
Sedangkan non-linguistik berkutat pada siswa, materi dan kurikulum, metode, media dan sarana, guru serta lingkungan. Siswa sering kali terinput oleh mitos bahwa bahasa arab itu sulit maka, guru harus inovatif menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan. Maka secara garis besar identifikasi non-linguistik ini adalah guru, siswa dan kurikulum serta lingkungan. Sulitnya menerapkan komunitas biah arobiyah menentukan kesuksesan pembelajaran juga, mengingat bahasa membutuhkan pembiasaan. Dengan model pembelajaran yang menyenangkan memungkinkan peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran.

  1. Upaya pencegahan problematika
Dalam rangka mengupayakan  pencegahan agar dalam pembelajaran bahasa arab tidak menemukan problematik sangat sulit. Dalam pengajaran bahasa arab kemungkinan besar hanya mampu meminimalisir problematika pengajaran, namun bukan berarti mustahil.
Maka guru hendaknya menyiapkan sistem yang jitu. Namun apa itu sistem? Sistem adalah suatu komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal dengan tujuan yang telah ditetapkan (Dr. Wina Sanjaya, M.P.d, 2008). Dengan kata lain adalah susunan komponen yang organik tak terpisahkan demi tujuan yang ditetapkan. Maka baik pemahaman tentang keguruan dan ke bahasa araban harus dipahami secara mendalam dan mampu mengelaborasikannya dengan cantik.





Bab IV
Kesimpulan

Problematika pengajaran bahasa arab sangat tergantung pada inteligensi guru dalam teoritis maupun praktis. Guru adalah stimulus yang akan direspons oleh peserta didik. Mengingat penguasaan bahasa tergantung pengalaman proses pembelajarannya. Inteligensi guru sangat berpengaruh secara signifikan, inteligensi guru yang rendah akan berpengaruh pada model pembelajaran.
Problematika atau dapat dipadankan dengan masalah yang belum terkolusikan, kaitannya dengan pengajaran bahasa Arab maka dapat di identifikasi menjadi  dua yaitu secara linguistik dan non-linguistik. Mengingat klaim peserta didik kebanyakan adalah bahasa arab itu sulit, maka guru harus mampu menyadarkan mereka bahwa bahasa arab itu mudah. Dalam hidup akan selalu bertemu hukum kausalitas, maka untuk solusi dari problematika pengajaran di kelas adalah mencari sebab-sebabnya.






Bab V
Daftar Pustaka

Ali, Mohammad. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pendidikan Cendikia Utama.
Dr. Wina Sanjaya, M.P.d. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Prof. Dr. Aziz Fachrurrazi, M.A. dan ErtaMahyudin, Lc., S.S., M.P.d.I. (2010). Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Tradisional dan Kontemporer. Jakarta: Bania Publising.






Disusun Oleh:  Aminullah Isma'ail
                         M Rahamtul Aziz

IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Pendidikan Bahasa Arab B / Semester 5
Mata Kuliah : Asaalibu At-tadris
Dosen Pengampu : Hasan Saefullah, M.Ag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar